Kamis, 24 November 2011

Tips Menulis Puisi dengan Teknik Akrostik

Akrostik berasal dari kata Perancis acrostiche dan Yunani akrostichis yang artinya sebuah sajak yang huruf awal baris-barisnya menyusun sebuah atau beberapa kata (www.sejuta-puisi.blogspot.com). Do dalam puisi akrostik menggunakan huruf dalam sebuah kata untuk memulai atau mendeskripsikan tofik kata yang penting. Pisi akrostik berbeda dengan puisi-puisi lain karena huruf-huruf pertama tiap baris mengeja sebuah kata yang dapat dibaca secara vertikal.
Pola rima dan jumlah angka baris dapat bervariasi dalam puisi akrostik karena puisi akrostik lebih dri puisi deskriptif yang mana menjelaskan kata yang dibentuk. Dari penjelasan mengenai puisi akrostik di atas, siswa akan lebih mudah menyusun kata-kata karena sudah ada rangsangan sebelumnya dari huruf awal yang disusun secara vertikal dan membentuk kata.
Puisi akrostik ini merupakan salah satu kegiatan menulis puisi yang paling sukses untuk menulis pemula, berikut ini tentang penulisan puisi dengan teknik akrostik :
1. Menulis puisi akrostik sangat mudah dan menyenangkan.
2. Huruf kapital selalu dimulai pada tiap-tiap baris baru.
3. Membaca dan kembali membaca membantu menemukan kata yang baik.
4. Kalimat tidaklah terlalu penting.
5. Masalah kurangnya pemahaman kita dalam perbendaharaan kata, kita dapat melihat kamus.
Dalam menulis puisi akrostik ini, perbendaharaan kita masing-masing berbeda. Pengalaman dalam membaca puisi sangat mempengaruhi hasil tulisan puisi. Semakin banyak dalam membaca puisi, maka semakin banyak pula kata-kata yang akan dipilihnya dan dikembangkan dalam puisinya sehingga hasil karya puisinya pun mempunyai nilai estetika yang semakin tinggi pula. Contoh puisi yang saya tulis dengan teknik Akrostik :


DIMANA SAHABATKU ?


Dalam hati bertanya-tanya
Ingatkah engkau kepadaku ?
Masih membilang rindu ini
Adakah kerinduan untukku ?
Namun, kau tak menjawabnya..
Andaikan kita bisa bertemu
Sahabat, dimana kau berada ?
Aku kini membelai cemas
Harapan ini bagaikan tertulis di kanvas angin
Akupun memeluk pilu, dan..
Bergelayut di pucuk air mata
Adakah suatu kecemasan terhadapku ?
Tuhan,
Ku mohon kembalikan dia kepadaku
Untuk menghiasi hari-hariku kembali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar